Halaman

Sabtu, 14 Juli 2012

ArtWork - Coret Sakti : Waktunya Cukur

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Coret Sakti : Waktunya Cukur


Hm.. terinspirasi pas buka-buka album poto lomba mural di UNS dulu, rambutnya lagi serempakan pada gondrong dan kebetulan aku abis cukur ndiri... Jadi ya keliatan paling rapih.. Hahahaha
Ini penampakannya..

Personel Coret Sakti


Hm ya.. langsung dikaryakan ke kertas A4.. pake Drawing Pen aja...
Trus di scan.. dan pewarnaannya pake Photoshop..
Hehe.. lagi males ngewarna manual soalnya...

Gak tau deh desain ini bakalan dikaryakan di tembok mana??
Yang jelas sih.. lagi iseng-iseng aja..
Terinspirasi diwaktu yang bener-bener gak terduga sama sekali..
Hahahahaha...

Pewarnaan di photoshop, aku cuma menggunakan tool "brush" dan "magic selection".. Karena sketku memang udah gak ada yang bolong antara objek satu dan lainnya, jadi ngewarnanya aman-aman aja...
Gak pake shading ato high light.. Cuma pake 1 warna aja...

Sekian post kali ini..
Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih...
:)



Jumat, 13 Juli 2012

ArtWork - Topeng Monyet

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Topeng Monyet
Acrylic on Papers
90x70 cm
2012


Banyak kertas gak kepake bekas print yang salah dan koran-koran bekas. Mau dibuang sayang, mau dijual males bawanya..
Jadi.. Aku akalin buat bikin media aja..
Kertas-kertas disusun dengan lem pada sebuah spanram (kayu untuk memasang kanvas). Dan membentuk media yang menjadi seperti kanvas. Aku sih menyebutnya kanvas kertas..
Padahal jelas berbeda antara kanvas dan kertas..
Haha..
Tapi, aku sudah terlanjur nyaman menyebut media ini demikian..

Butuh beberapa kali lapis dan beberapa kali pengeringan untuk menghasilkan media yang kencang dan rata..
ya.. mesti sabar juga. karena awalnya akan susah untuk mengencang dan akan ada gelembung udara di sana-sini. Juga akan kendor karena kertas yang basah oleh lem.

Dan setelah jadi...
Aku malah bingung pengen bikin apa di kanvas kertas ini. Sayang...
Hahahaha..
Tapi akhirnya aku mutusin buat bikin dari sketku yang dekoratif..
Tentang Topeng Monyet...

Background sengaja kubikin transparant agar terlihat media tersebut terbuat dari kertas dan juga sebagai sarana untuk memenuhi background yang hanya satu warna saja. Dan aku menggunakan 3 outline dengan warna hitam putih dan hitam. Outline dengan warna lain kugunakan untuk membuat objek lain selain objek utama menjadi tidak terlalu kuat, sehingga objek utama tidak terkalahkan fokusnya.

Tentang topeng monyet sendiri..
Ya.. Aku gambarin gamblang antara si monyet dan tuannya..
Monyet yang melakukan apapun yang diinginkan si tuan demi untuk mendapatkan uang dari para penonton yang terhibur akan aksi mereka..
Penggambaran kuli dan bos besar. Si kuli yang bekerja sangat keras untuk menghasilkan uang dan bos besar yang lebih banyak menikmati hasil jerih payah dari kuli tersebut..
Si kuli yang terlalu keras bekerja dan hanya mendapatkan upah yang sangat minim sering tergambar jelas di lingkungan negara tercinta ini.. Kuli yang kadang kurang mendapatkan kesejahteraan dan terus-terusan tertindas oleh atasan..
Istilah "Yang kaya makin kaya, yang miskin makin sengsara" kini kerap terdengar dari mulut-mulut warga yang merasakan hal itu..
Topeng monyet.. yah.. topeng monyet...
Monyet yang bertopeng manusia yang bersikap seperti monyet!

Sekian dulu post kali ini. Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih...
:)



Selasa, 10 Juli 2012

Mural Food Court Gembira Loka Zoo

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Food Court Gembira Loka Zoo


Hm..
Dapet job garap mural..
Motif hewan di warung buat food court di Gembira Loka Zoo Yogyakarta..
Menarik.. Menantang..
Tapi lumayan cape juga..
Cos minta awal bulan rampung...
Ya.. Waktu 10 hari.. Kerja dari jam 10 pagi sampe 6 sore...
Ada 8 warung dengan motif berbeda..
Harimau, Zebra, Kucing Hutan sama Jerapah...

Ada yang lokasinya enak buat digarap. Pas garap adem, ketutup bayangan pohon..
Tapi buat yang jerapah, panasnya gak ketulungan!!!

Kita juga disini kebut-kebutan sama para kuli yang bikin warungnya..
Hadeh.. bener-bener repot. Ribet. Dan Cape...

Tapi untungnya pada semangat garapnya!!!
Ya.. mau gimana lagi...
Ngejob.. Ngejob... Asik.. Asik...

Food Court Gembira Loka Zoo

Food Court Gembira Loka Zoo

Food Court Gembira Loka Zoo


Personel ngejob kali ini adalah..
Aku..
Erwin (Ndoro yang ngajakin kita)
Siwe
sama pada H-3 kita nambah orang, temennya siwe. Aku gak punya pesbuknya. Haha..

Hm.. setelah mengucurkan keringat dan menghabiskan banyak waktu.. Akhirnya...

Harimau..

Harimau

Food Court Gembira Loka Zoo


Jerapah

Jerapah

Food Court Gembira Loka Zoo

Food Court Gembira Loka Zoo


Zebra

Zebra

Food Court Gembira Loka Zoo


Kucing Hutan

Kucing Hutan

Food Court Gembira Loka Zoo

Food Court Gembira Loka Zoo


Hm.. Gara-gara ngejob inilah aku gak pernah posting. Cos pulang magrib dan cape.. biasanya abis makan terus ketiduran..
TAku aja terbengkalai.. Hiks...
Tapi.. Alhamdulillah tergarap apik..

Sekian dulu post kali ini, kalo ada masukan ato komentar silahkan...
Ato kalo pengen ngasih job juga gapapa.. Hahahahaha...
Silahkan hubungi kami.. Coret Sakti ato Koperasi Unit Mural (KUM) Cong Berong..

Makasih.. :)



Minggu, 08 Juli 2012

Sketsa

Ada materi menarik dan bagus banget karya salah satu anggota Indonesias Sketchers.. Pak Aryo Sunaryo..
Hm.. Biasanya aku nulis sendiri ngereview dari bacaan-bacaan yang kutahu. Cari-cari materi buat kutulis. Tapi kali ini aku langsung aja copy tulisan beliau biar tambah banyak yang baca tulisan ini.. Hehe...

Langsung aja deh...




Oleh: Aryo Sunaryo 
catatan: Tulisan ini pernah dibuat dalam rangka penerbitan Hasil Lomba Sketsa Arsitektur Stasiun KA Tawang Semarang, 12 Desember 1999. 
Untuk melengkapinya, pada blog ini ditambahan gambar ilustrasinya. 


Untuk melengkapinya, pada blog ini ditambahan gambar ilustrasinya. 


I. Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik di atas kertas maupun di atas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang akan datang, demikian tulis Putu Wijaya. 

Menurut Meyers (1969) sketsa merupakan gambar catatan. Ia membedakannya dengan gambar karya lengkap dan gambar karya studi. Dalam karya studi, gambar merupakan eksplorasi teknis atau bentuk untuk penyelesaian lukisan, patung, dan lain-lain. Biasanya penggambarannya menyoroti rincian dari bagian-bagian tertentu, misalnya anatomi kepala, tangan atau bahu, draperi, dan sebagainya dalam mempelajari bentuk orang. Gambar semacam ini misalnya, dikerjakan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519) dan Michaelangelo (1475-1564). 





Gambar karya lengkap merupakan karya final, gambar sebagai karya jadi. Sebagai ungkapan dalam bentuk gambar, ia berfungsi sebagai sarana komunikasi, mendeskripsikan dan menjelaskan objek-objek secara visual, sebagaimana karya ilustrasi visual. Gambar karya lengkap berdiri sendiri sebagai karya yang selesai, seperti karya-karya lukis atau patung. 

Dalam sketsa, kata Meyers, terdapat keinginan pembuatnya untuk merekam kejadian atau objek yang dilihat sebagai momen yang menarik perhatian penggambarnya. Sketsa mungkin dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagai latihan, main-main, atau semacam ungkapan pribadi. Dalam hal yang terakhir, karya sketsa dipandang setara dengan lukisan. Oleh karenanya, Agus Dermawan T ketika mengomentari sketsa-sketsa karya Ipe Ma’roef (1938 -) seorang empu sketsa Indone
sia, mengungkapkan sebagai lukisan garis. Ungkapan ini sekaligus menegaskan, bahwa garis perannya amat menonjoldalam sebuah sketsa. 

Meski bagi Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis, namun pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa. Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap. Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif. Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis. Bahkan dalam lukisan, unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya (Schinneller,1966). 

Kedua, baik sketsa maupun lukisan merupakan ungkapan artistik yang bersifat pribadi. Aspek ungkapan yang bersifat pribadi ini lebih penting dari pada aspek lain yang bersifat informatif-naratif. Melalui sketsa, pembuatnya dapat mengungkapkan pengalaman yang bersifat pribadi dengan total. Sebagaimana gesekan biola yang mendayu mengiris kalbu, sketsa dapat menggetarkan perasaan orang yang melihatnya, sama halnya dengan sebuah lukisan. Jadi, sketsa bukan lagi sebagai bagian dari perencanaan sebuah lukisan, melainkan memiliki otonomi sendiri, berdiri sejajar dengan lukisan. Dengan demikian, sikap berkarya sketsa sama dengan ketika akan berkarya lukisan. Ingat saja karya-karya Vincent van Gogh (1853-1890), pelukis ekspresionis Belanda itu. 

Semasa hidupnya yang pendek, ia telah menyelesaikan kira-kira 3000 sketsa di samping 800 lukisan cat minyak. Baginya sikap membuat gambar atau sketsa sama dengan sikap membuat lukisan. Perasaan dan emosi sangat memegang peranan. Begitulah, karya-karya sketsanya sebagai gambar ekspresif. Dari sisi intensitas ekspresivitas, sejumlah karya sketsa beberapa pelukis bahkan tampil lebih kuat dan menarik, meski hanya berupa goresan-goresan hitam putih atau sebagai gambar rencana lukisan sekalipun. Sketsa karya Poussin (1593-1665) yang berjudul “Massacre of the Innocents” misalnya, rasanya lebih menarik dari pada lukisannya dengan judul yang sama. Daya tarik dan kekuatan-kekuatan serupa juga dapat dijumpai pada karya-karya sketsa pelukis Delacroix (1798-1863), Tiepolo (1690-1770), bahkan juga pada sketsa karya Auguste Rodin (1840-1917) dan Henry Moore(1898-1986) pematung kenamaan itu. 

II. Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa memiliki keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium pengucapannya. 

Mengenai tema, sketsa lebih banyak dikaitkan dengan subjek yang diangkat dari penggarapan objek-objek out door, mengingatkan orang pada kaum impresionis di abad XIX dengan out door painting-nya itu. Dalam hal ini, pemandangan di luar seperti kebun, ladang, jalan-jalan, perkampungan padat, keramaian kota, bangunan-bangunan, dan kesibukan-kesibukan orang di pasar, merupakan objek-objek menarik yang menggugah penggambar atau pelukis untuk membuat sketsa melalui pengalaman melihat langsung. Rupanya kontak langsung melalui pengamatan untuk mendapatkan impresi dan mengembangkan imaji menjadi bagian penting dari proses penciptaan dan pemilihan tema dalam sketsa. Itulah sebabnya sketsa dipandang sebagai rekaman atas objek atau peristiwa yang menarik perhatian penggambarnya. Dengan proses kerja seperti itu, tentulah banyak diperoleh keuntungan. Antara lain mempertajam pengamatan, meningkatkan kepekaan dan kemampuan mengkoordinasikan antara hasil pengamatan dengan keterampilan tangan. Di lembaga-lembaga pendidikan seni, sketsa masih dipercaya sebagai latihan-latihan yang wajib dilakukan bagi mahasiswa, dalam rangka menumbuhkan dan mengkukuhkan keprofesionalannya. 




Dalam perkembangannya, sketsa kemudian tidak hanya menampilkan objek-objek nyata yang kasat mata dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, melainkan terjadi perkembangan tema-tema sketsa. Munculah tema sketsa yang lebih merupakan pernyataan imaji, impian, kesan-kesan, dan pikiran-pikiran penciptanya dan lebih abstrak. Sketsa pelukis Nashar (1928- ) misalnya, yang dipamerkan di Jakarta tahun 1976, dipandang Putu Wijaya telah membebaskan garis sebagai batas dari wadag. Garis tersebut telah dibiarkan hidup sebagai garis, menjadi wadag itu sendiri dalam kubungannya dengan kesan-kesan yang diperoleh batin pelukisnya. Atau dapat saja kesan-kesan dalam pelukis Oesman Effendi yang amat subjektif atas apa yang diamatinya itu, mewujudkan sketsa-sketsa yang hilang sosoknya dan berubah menjadi permainan irama garis. Rudi Isbandi ( 1937- ) pelukis asal Surabaya, pernah membuat sketsa berjudul “Kali Mas” dan yang tinggal dalam karyanya hanyalah berupa garis-garis seperti kawat namun sangat esensial, sehingga menjadi abstrak. Pelopor lukisan abstrak Indonesia, Fajar Sidik (1930- ) membuat sketsa-sketsanya terbebas dari kenyataan visual dan bergaya abstrak. 

Mengenai gaya sketsa, hampir penciptanya mengembangkan gaya pribadi masing-masing sesuai dengan cita rasa dan tanggapannya atas lingkungan. Tetapi sebagai kecenderungan cara dan corak ungkapan karya, barangkali dapat dikelompokkan menjadi beberapa saja. 

Untuk menyebut kecenderungan yang berkembang di sekitar kita, aganya dapat dikelompokkan menjadi sketsa yang bercorak figuratif, baik yang realistis, ekspresionistis, maupun dekoratif, kemudian corak surealistis-imajinatif dan corak abstrak. 

Ipe Ma’roef dan kebanyakan pelukis sketsa, karya-karyanya dapat dikelompokkan ke dalam sketsa figuratif-realistis. Corak figuratif-realistis meski dimanifestasikan dengan garis yang sederhana dan hemat, secara keseluruhan menunjukkan hasil pengamatan yang cermat atas objek nyata dan masih setia pada proporsi, anatomi, dan gejala perspektif sebagaimana yang diberikan oleh alam atau kenyataan visual. 

Jika karya-karya sketsa Ipe kebanyakan termasuk corak figuratif-realistis, sketsa-sketsa Affandi (1907-1988), Nyoman Gunarso (1944- ) dan Suwaji (1942- ) merupakan contoh sketsa figuratif ekspresionistis. Pada corak sketsa ini didorong oleh gejolak emosi dan spontanitas yang kuat, sosok atau bentuk-bentuk yang digambarkan mengalami pendistorsian. Tubuh orang, misalnya, dibuat meliuk-liuk mengikuti irama dan getaran emosi sehingga mengesampingkan proporsi yang wajar. Pelukis Widayat (1923- ) membuat sketsa figuratif-dekoratif dan surealistis-dekoratif. Kegemarannya melakukan stilisasi dan gubahan-gubahan ornamentik dalam lukisannya, menampak pula pada karya sketsanya. 

Sketsa surealistis yang naïf kekanak-kanakan, yang menggambarkan alam bawah sadar dan penuh khayalan serta terasa absurd dapat dilihat pada karya pelukis muda Eddie Hara (1957- ). Jika Nashar dan Oesman Effendi membuat sketsa-sketsa semi abstrak, Fajar Sidik dan beberapa perupa muda membuat sketsa abstrak murni. Sketsa Fajar Sidik berupa pola-pola bidang organis yang tertata secara ritmis, mengingatkan pada lukisannya “Dinamika Keruangan” yang menjadi gayanya yang khas. 

Dalam perjalanannya, dilihat dari segi teknik, sketsa belum seanekaragam lukisan. Barangkali karena pada sketsa, penggambarannya hanya mengandalkan garis sebagai medium pengucapannya. Soal garis, Read (1959) pernah bilang bahwa garis merupakan sarana yang paling singkat dan abstrak untuk melukiskan mutu objek. 

Melalui garis, dapat dibangun raut atau bentuk, bidang, tekstur, ruang, atau gelap terang dengan arsir dan garis-garis silang, misalnya. Unsur warna, dapat saja dihadirkan dalam karya sketsa. Tetapi pada dasarnya warna garislah yang lebih berbicara. Justru penyajian hitam-putih merupakan kekuatan sketsa. 

Membicarakan soal teknik tak dapat dilepaskan dari penggunaan bahan, alat, serta proses penyajian karya. Bahan dan alat yang sering disebut media, dalam penciptaan sketsa biasanya adalah pensil dan arang serta media kering lainnya, juga tinta, yang menggunakan kuas, pena atau alat lain sebagai media basah. Pensil dan arang merupakan media yang fleksibel serta dapat menghasilkan jejak-jejak yang cukup bervariasi. Namun kecuali mudah terhapus, umunya nilai kepekatannya kurang. 

Penggunaan media basah dalam sketsa menampilkan goresan yang pekat, jelas, dan memiliki kemungkinan untuk divariasikan pula penggunaannya. Adakalanya kepekatan garis-garis dipadukan dengan cara bilas, yaitu membasahi atau menyapukan kuas basah dengan air. Cara demikian, dapat memperoleh objek efek khusus dan variasi nada atau nilai gelap terang, karena goresan tinta menjadi luntur dan mengembang. Tetapi upaya-upaya ini dalam sketsa dilakukan tidak untuk kepentingan membuat rincian yang berlebihan; sketsa yang baik haruslah tetap sumir dan menghindari penyajian rincian yang kurang esensial. 

Bagaimanapun, garis merupakan unsur rupa yang fundamental dan potensial dalam karya sketsa, ia tidak semata membentuk kontur. Potensi lain dari garis ialah kemampuannya mengekspresikan gerakan-gerakan, ruang atau kedalaman, dan mengesankan massa bentuk. Potensi-potensi inilah yang harus dikuasai oleh pembuat sketsa beserta pemilihan dan pemanfaatan media dalam mencapai nilai-nilai artistik karya. 

Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan garis sebagai medium ungkapan sketsa. Pertama, pendekatan kontur dan yang kedua pendekatan gestur. 

Pada pendekatan kontur, sketsa dihadirkan dengan garis-garis tunggal seakan tak terputus, sebagai batas yang mengelilingi bentuk subjek-subjeknya, tanpa harus kehilangan spontanitasnya. Garis-garis yang dikerjakan secara free-hand itu, tampak eksplesit, tajam dan presisi. Tak ada garis yang salah. Tak ada garis yang diulang dan berlebihan, apalagi arsir dalam sketsa itu. Picasso (1881-1973), Henri Matisse menciptakan sketsa dengan cara ini. Meski garis-garis mereka dibuat dengan tarikan sekali jadi dan dengan ketebalan yang sama, dengan susunan tertentu dan pemenggalan-pemenggalan kontur di tempat-tempat yang pas, dapat dihadirkan kesan ruang dalam sketsanya. Pengaturan bagian-bagian yang kosong menjadi penting dalam menyatakan kesan ruang. Demikianlah, tarikan garis sekali jadi amat menentukan dalam sebuah sketsa. Ipe mengibaratkan sketsa sebagai teater. Sekali pemain muncul di panggung, tak ada kesempatan untuk meralat kekeliruan, lain dengan dunia film yang diibaratkan melukis dengan cat minyak. 

Pada pendekatan gestur, sketsa dibentuk oleh garis-garis yang dihadirkan dengan gesekan-gesekan tangan secara kontinyu sepanjang proses penciptaan. Dengan cara ini, bentuk sketsa lebih merupakan impresi tetapi mencitrakan gerak dan bentuk menjadi mengabur, karena dibangun oleh garis riuh bertindihan dan liar, sejalan dengan reaksi emosi yang bergelora ketika penggambarnya menghadapi objek. Jika dengan pendekatan kontur bentuk dirumuskan dengan garis tunggal, pada pendekatan gestur disugestikan dengan garis-garis jamak. Pelukis-pelukis seperti Vincent van Gogh, Daumier (1808-1879) atau Affandi membuat sketsa dengan pendekatan gestur. Baik pendekatan kontur maupun gestur, proses penggarapan sketsa dilakukan dengan teknik langsung (direct method), dalam arti dikerjakan sekali jadi tanpa melalui tahapan-tahapan. Oleh karena itu waktu pengerjaannya berjalan dengan singkat, tetapi dengan segenap jiwa yang intens dan total. 

III. Demikian, sebagai bentuk ungkapan pengalaman estetis, sketsa memiliki karakteristik kegarisan, sumir, esensial, dikerjakan secara langsung dan spontan dalam waktu singkat. Ia tidak semata berupa kontur dan garis gestur yang riuh tanpa arti, ia tidak hanya rekaman objek, melainkan ungkapan emosi dan kesan-kesan dalam sampai pada ke tingkat esensi objek, bahkan hingga bernilai simbolik untuk menyatakan gagasan dan khayalan penciptanya. Ia dapat mempresentasikan kenyataan fisik yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari sampai kepada pernyataan dunia batin yang lebih dalam dan abstrak. 

Sungguh merupakan upaya yang perlu disambut dengan gembira, bila ada beberapa pihak yang mendukung dan menerbitkan kumpulan karya-karya sketsa, khususnya sketsa dengan objek arsitektur stasiun K.A Tawang yang dikerjakan sepuluh mahasiswa pemenang lomba sketsa baru-baru ini. Mudah-mudahan dapat meningkatkan apresiasi dan berdampak luas menggerakkan dunia sketsa yang semakin lesu. 
Semoga…! 






Daftar Pustaka 

Bentara Budaya Jakarta. 1995. Garis dan Warna: Proses Kreatif Ipe Ma’roef. Jakarta: PT. gramedia Pustaka Utama 
Bersinar Lubis. 1995. “Goresan sebuah Puncak”, artikel dalam Gatra 22 Juli 1995 
Meyers S. Berray, 1969. Understanding the Arts. New York: Rinehart & Winst
Peter & Linda Murray. 1988. Dictionary of Art & Artists. London: Penguin Book 
Read, Herbert. 1959. The Meaning of Art. Toronto: Penguin Book Ltd 
Schinneller, J.A. 1966. Art Search and Self Discovery. Pensylvania: International Text Book Company 
Sidik, Fajar & Aming P. 1981. Desain Elementer. Yogyakarta: STSRI ASRI 
Simon, Howard. 1968. Teghniques of Drawing. New York: Dover Publiations Inc 
Sunaryo, Aryo. 1990. “Garis, Medium Ungkapan yang Potensial”. Makalahdalam diskusi dalam rangka pergelaran seni di IKIP Ujung Pandang 
Toney, Anthony. 1966. Creative Painting and Drawing. New York: Dover Publiations Inc. 
Wijaya, Putu. 1976. “Kesan-kesan Dalam” Artikel dalam Tempo 27 November 1976 
Wijaya, Putu. 1976. Sketsa-sketsa Henk Ngantung, dari Masa ke Masa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan




Tulisan ini aku dapet dari blog beliau (Sayangnya cuma ada 2 post doang dan post terakhir udah taun 2009)..
http://aryofineart.blogspot.com/2009/12/sketsa.html

Sekian post kali ini.. Semoga bermanfaat bagi kita semua...




ArtWork - Sketsa Iseng #5

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Samsat Prambanan
Sket di bagian Address and Phone di Buku Agenda
Gel Pen Finishing Cat Air
2012


Nganter Sholpung perpanjang STNK.. Sebagai warga Indonesia yang baek harus gitu.. Bayar pajak!! Halah!! ngomong opo thooo???!!!

Dah pernah nganter dia ke sini sebelumnya (karena dia gak pernah perpanjang, jadi minta anter) dan aku tau prosedur disini...

Hm... gak lama karena gak terlalu ngantri. Tapi ternyata di bagian akhir banyak banget orang.. Dan nunggu giliran yang lumayan lama..
Duduk dibangku.. liat sekeliling trus di depanku ada bapak-bapak dateng dan anaknya yang hiperaktif banget.. Gak mau diem sama sekali.. Jadi..

Keluarin buku agenda, keluarin Gel pen.. Tempuuurrr!!!

Langsung aja nyeket..
Sret.. Sret.. rampung!!!

Finishing pake cat air...
tapi cuma bagian kaki aja.. cos STNKnya udah rampung.. Hoho...

Yah, sekian post kali ini.. Kalo ada masukan atau komentar silahkan..
Makasih..
:)



ArtWork - Sketsa Iseng #4

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Sket di bagian Address and Phone di Buku Agenda
Gel Pen finishing Cat Air
2012

Sketsa Iseng lagi!!
Yup! Emang banyak sketsa iseng yang kulakukan. Karena aku lagi seneng-senengnya merencanakan (menjadwal) kegiatanku di buku agendaku. Haha!! Sok kali aku ni!! :P
Tapi, yaa.. menurutku itu penting untuk mengatur semua waktuku dan juga sebagai pengingatku...

Hm.. Buku agendaku itu cuma buku agenda biasa yang murah meriah berukuran A6.. Kecil jadi bisa dibawa kemana-mana. Oleh sebab itu kalo nemu objek bagus langsung aja deh keluarin Senjata (Gel pen 0,5)..

Sketsa iseng kali ini adalah waktu aku nongkrong bareng Sholpung ma Upil di Kalimilk..
Aku juga bingung waktu itu ada event apa?? Yang pasti sih kita ke sana dan maen poker..
Dan.. Si Upil tu lagi ketiban sial keknya.. Ngocoookk terus bawaannya.. Haha..
Dan aku lagi bagus, jarang banget kena giliran ngocok..

Dan karena jarang dapet giliran itu (Jarang kalah. Haha) jadi aku bisa leluasa nyeket objek di meja deh...
Kebetulan si Botol minuman (baru) nya si Upil ni lagi jadi objek obrolan kita. Selaen Terong, Wortel dan kawan-kawannya (Hahaha... Ngakak ndiri ingetnya :P)

Dan satu lagi, Tema malem itu adalah pisang (Pesenan kloter ke dua sih)..
Obrolan kita tentang pisang, dan pesennya Pisang Coklat dan Susu Pisang... Yakakak!!

Objek sket isengku sih Botol Minumnya Upil, Gelas Susu (yang isinya dah tinggal secimit) sama bekas wadah saus buat kentang goreng kita...
Digarap pake gelpen di lembaran Address and Phone di bagian belakang buku agendaku..
Finishing Cat Air..

Sekian dulu postku kali ini..
Kalo ada masukan ataupun komentar silahkan..
Makasih... :)



Selasa, 03 Juli 2012

Media Gambar #6 - Brush Pen

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Brush Pen


Akhirnya bisa apdet Materi..
Semoga bermanfaat.. Hehe..

Pengen nambahin keterangan buat media gambar yang aku tahu dan udah pernah coba..
Kebetulan media gambar yang ingin kubahas sekarang adalah media gambar yang menggunakan tinta..
Kali ini aku pengen ngebahas tentang Brush Pen..
Aku pertama tahu media ini waktu nyeket bareng anak-anak IS Jogja..
Haha.. Katro juga ternyata...
Sebenernya sih udah hampir setengah taun tahu, tapi baru sempet nulis sekarang. Hehe..

Brush Pen!
Dari namanya saja kita sudah tahu kalo benda ini adalah gabungan dari kuas dan pena..
Yup.. memang seperti itu adanya..
Mungkin ini dibuat untuk mempermudah kita atau bahasa komersialnya sih untuk 'memanjakan' kita agar tidak repot bolak-balik mencelupkan kuas kita pada tinta untuk berkarya.


Goresan Brush Pen


Goresan Brush Pen

Brush pen memang seperti mempermudah kita dalam berkarya. Agar ketika kita berkarya kita tidak terganggu konsentrasinya karena tinta pada kuas kita telah habis dan harus mencelupkan ulang kuas kita pada bak tinta...

Namun kelemahan brush pen adalah tinta yang digunakan kebanyakan sifatnya seperti spidol. Akan luntur jika terkena air... Itu sejauh yang aku tahu sih. Nggak tahu juga kalo Brush Pen mahal dengan Merk terkenal.. :P
Seperti pada Karya sketku berikut..

SDSB di Arsitektur UGM
Brush Pen Finishing Air pada Sketbuk A4
2012


Ini adalah karya perdana-ku menggunakan Brush Pen..
Karena belum tahu kalo akan luntur kalo terkena air (namanya juga Brush Pen baru. Baru punya, dan baru nyoba. He), maka aku finishing dengan air.. ternyata.. Hm... menyesal juga :P
Tapi gapapa.. Jadi buat pelajaran..

Jika memaksakan menggunakan tinta china yang tidak akan luntur jika terkena air (asalkan sudah kering) kemungkinan tinta akan mengendap dan membuat brush pen terganggu kinerjanya (macet). Jadi, aku nggak mau ambil resiko :)

Brush pen banyak digunakan para komikus dan para sketcher untuk berkarya.

Brush Pen Komik

Dan ini ada beberapa karya dari brush pen..

Karnaval
Brush Pen pada Sketbuk A4
2012

SS-17 
Depan Rumah Belanda
Brush Pen pada Sketbuk A4
2012

SDSB di Arsitektur UGM
Brush Pen finishing Air pada Sketbuk A5
2012


Wah.. ternyata aku lupa nyimpen file-file karyaku yang pake Brush Pen..
Ya.. mungkin lain kali aku tambahin deh.. Hehe...
Kebetulan ini beberapa karya waktu awal-awal pake brush pen.. Masih kaku dan canggung tapi masih semangat mendokumentasikannya.. :P
Tapi.. Udah lama juga nggak menyentuh Brush Pen-ku...

Ada juga water brush pen.. Tapi post selanjutnya aja ya.. :P

Sekian dulu post kali ini.. Kalo ada salah atau kurang silahkan koreksi dan tambahannya...
Kalo ada yang mau komentar atau masukan silahkan...
Makasih :)



Senin, 02 Juli 2012

ArtWork - Sketsa Pangandaran #5

Udah kepanasan..
Pengen cari tempat teduh..
Tapi temennya bokap minta disket.. Hadeh.. Pengen nolak tapi gak enak... Cari posisi enak.. Tapi tetep kepanasan.. Hiks..
Tahan deh...
Keluarin alat..

Dan mulai...

Sret.. Sret.. Sret...
Panaaassss...
Hadeh....

Tahan.. Tahan... Rampung!!!
Tinggal finishing...
Langsung menuju tempat teduh.. Hmmmh... Adem!!!

Finishing...

(Klik pada gambar untuk memperbesar)



Pak Yusuf dan Pak Kambon (Temen Bo-Nyok)
Tinta China finishing Air pada Sketbuk A5
2012


Hm.. sket terakhir dah di sini... panas banget!!!
Dah ilang mood juga.. :P

Sekian post kali ini. Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih... :)



ArtWork - Sketsa Pangandaran #4

Siangnya...
Eh masih lumayan pagi sih.. baru jam 8an.. Hehe
Jalan ke pangandaran (resmi bareng-bareng sama rombongan)..
Langsung aja nyari objek..

Nemu para penjual yang asik menjajakkan dagangannya dan ngobrol dengan pedagang lainnya..

Dan langsung aja cari posisi enak dan nyeket...
Sret.. Sret...
Panas... 

Sret...
Ada yang nonton.. nanya... trus ngasih tau objek yang kusket... objeknya ngilang... ternyata ada di belakangku...
Aku bingung... tetep 'stay cool'..
terus nyeket.. Cari objek lainnya buat penambah... objek lainnya itu pergi ketempat lain menjajakan dagangannya..
Hadeh... objek pertama balik lagi..
Langsung ku percepat finishing dia...
Rampung..
Ngejar objek lainnya yang tadi kabur.. cari posisi yang kayaknya sama kayak tadi... Finish!!!

Haha...
Asiiikkk!!!!

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Para Pedagang di Pangandaran
Drawing Pen 0,2 pada Sketbuk A5
2012


Sekian dulu post kali ini. Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih... :)



ArtWork - Pangandaran #3

Pengen balik tapi pengen nyeket lagi...
Hm...
Ada tukang persewaan pelampung...
Cari posisi enak..
Dan beraksi...

Sret.. Sret.. Sret...

Zrrrrdddd... Zzzrrrddd...
Mamah nelpon.. nyuruh balik hotel...

Nanggung... Lanjutin nyeket dan rampung...

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Tukang persewaan Pelampung
Drawing Pen 0,2 finishing Tinta China+Air pada Sketbuk A5
2012


Pagi hari di pangandaran lumayan asiikk.. dan udah ramee.. (mungkin karena liburan juga sih)..
Tapi... Asik lah pokoknya...

Sekian dulu post kali ini...
Kalo ada masukan atau komentar silahkan...

Makasih... :)



ArtWork - Sketsa Pangandaran #2

Nyampe Pangandaran sore...
Aslinya pengen banget langsung nyeket karena kebetulan lagi Sunset dan kereeeenn banget!!!
Sayangnya Bonyok dan Rombongan mesti jalan dulu ke cagar alam..
Haiysh!!

Dan sore itu cuma dapet sket patung sapi.. Katanya sih tunggangannya dewa siapa aku lupa??
Karena berenti disitu cuma sekitar 5 menit doang.. Jadi belum rampung nyeket udah cabut dari lokasi.. Yaahh.. terima nasib...

Dan walhasil sore itu gak bisa nyeket pas sunset...

Tapi, besoknya aku pengen jalan liat sunrise...
Sialnya alat tempur gak kebawaaaa!!!! Aaarrrggghhh...

Dan minta bantuan bokap bawain peralatan perangku..
Sayangnya beliau malah nyasar..
Aku di pantai timur, sedangkan babeh nyampe pantai barat (emang sih kalo ke pantai barat deket banget dari hotel tempat kita nginep. cuma sekiar 5 menit jalan kaki. sampe)

Akhirnya aku nyerah dan nyusul ke pantai barat...
Ketemu. Cari objek..
Dan...
Langsung nyeket...

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Drawing Pen 0,2 finishing Tinta China, Air pada Sketbuk A5


Hm.. Sekian dulu postnya...
Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih.. :)



ArtWork - Sketsa Pangandaran #1

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Sket dalam Bus Pariwisata Full
Drawing Pen pada 2 halaman Sketbuk A5



Liburan ke pangandaran. Ngerefresh otak.. Dan have fun sama keluarga *juga rombongan laennya sih :P

Gak afdhol kalo gak bawa peralatan tempur..
Jadi emang udah direncanain mau nyeket di sana nanti...

Yup..
Sket pertama aja...

Dibus.. kebetulan jalan yang meliuk-liuk (sekitaran daerah ciamis) membuatku tertantang untuk mensketsa di dalam bus...
Haha...
Keluarkan sketbuk dan Drawing pen 0,2..

Karena adikku kalo naek kendaraan perjalanan jauh (apalagi mobil) dia selalu mabuk kendaraan, jadi dia berinisiatif untuk selalu tidur selama perjalanan untuk menghindari mabuk kendaraannya itu. Dan waktu itu yang menjadi korban adalah aku. Dia tidur di pangkuanku.. Hadeh...

Berarti tantangannya nambah.. Kaki kesemutan dan bokong kerasa pegel...

Sret.. Sret... belok.. ngerem... garisnya kacau!! gak perduli...
Rampung...

Sket dalam Bus Pariwisata
Drawing Pen pada Sketbuk A5



Tapi ko kayaknya masih tertarik untuk menggambar daerah sebelah kiriku... lanjut deh..
Maklum aku nyeket di sketbuk A5.. Jadi lahannya sempit...

Akhirnya garap juga halaman sebelahnya...
Sret.. Sret...

Ternyata penumpang laen (temen-temennya Bo-Nyok) nyadar kalo aku lagi nyeket.. dan beberapa dari mereka akhirnya ke belakangku dan menonton aksiku sambil berkomentar ini-itu..
Hadeh... Maluuuu!!!

Tapi akhirnya rampung juga!!!

Sket dalam Bus Pariwisata Full
Drawing Pen pada 2 halaman Sketbuk A5


Eh.. Eh... Wait a sec...
Ko kayaknya sketku sompleng!!!

Haha.. bener aja...
pas nyeket bagian kiri sudut pandangku berubah...
Jadi lebih turun deh....

Yaa... gapapa lah... hehe...

Sekian dulu post kali ini...
Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Makasih.. :)



ArtWork - Karikatur Wisuda

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Karikatur Wisuda


Hm.. ditantangin Telek Job! Karikatur Wisuda Warna dan semalam jadi..
Karikatur dalam pengertian "Ngejob" seperti biasanya.. :P
Haha!! Siapa takuutt!!!

Gambar dikirim...

Target


Daann...

Males-malesan sampe part sejuta dulu.. Hoho...

Malem...
Onlen... Aaaahhh... nikmatnya duniaaaa....

Lewat tengah malem baru sadar kalo si Job itu belum tersentuh sama sekali...
Yup!! Buka File.. Cari kertas.. Cari Pensil.. Cari Pensil Warna.. Oh iya... Penghapuuuss!!!!
Dan siap tempuuurrr!!!

Untungnya muka mereka lumayan gampang digarap...
Masalahnya, aku gak tau Toga-nya UGM itu bentuknya gimana??? Waaarrrgghh!!!
Googling dulu deh...

Nemu tapi gak jelas..
Cari lagi...
Dan gak ada yang jelas...
Jadi.. Nekad aja lah!!! Haha...


Sret.. Sret.. Srett...
Selesai!!!
Haha...

Karikatur Wisuda



Sekian dulu post kali ini. Kalo ada masukan atau komentar silahkan...
Trimakasih :)



Maaf Blog

(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Sorry Blog
Digital Paint (Accesories)


Huhu..
Sorry Blog... Aku jarang buka.. Aku jarang menyentuhmu...
Dan aku jarang menyegarkanmu...
Maaf.. Maaf...

Aslinya sih alesan sibuk gak membuatku untuk tidak meng'update' kaw..
Tapi mau gimana lagi..
Selain si Sibuk itu juga ada si Males yang mengganggu hubunganku denganmu...
Jadi Maaf ya...