Salah satu Karya lukisku yang di pamerin kemaren pas Pameran Bersama Kerupuk Mawut 24-28 September 2011 di Galeri Biasa..
(Klik pada gambar untuk memperbesar)
JANGAN RENGGUT MASA INDAHKU
60x90 Cm. Acrilyc on Canvas
2011
Jangan renggut masa indahku!
Jangan ambil mainanku!
Aku mau main!
Aku mau nggambar!
Aku mau krayonku!
Temen-temenku juga main!
Aku mau ma mereka!
Aku ngga mau buku!
Aku ngga mau kacamata!
Aku mau masa indahku...
Itulah teriakan-teriakan dari seorang anak yang dirampas kebebasan bermainnya hanya karena ambisi dari orangtua yang mengejar sesuatu yang masih tidak jelas!
Masa anak-anak adalah masa ketika mereka bebas untuk bermain, mengekspresikan diri dan belajar untuk bebas memilih apa yang benar-benar mereka inginkan.
Tapi kerap kita jumpai anak yang jarang atau malah tidak pernah bermain menikmati masa indah mereka karena mereka harus dijejali oleh buku2 materi yang membingungkan dan membuat pusing!
Namun orang tua jaman sekarang akan lebih bangga dengan anak mereka dengan kemampuan berpikir yang tinggi dibanding berkreasi yang tinggi. Mereka akan sangat bangga ketika anak mereka menjuarai lomba fisika dibandingkan ketika anak mereka menjuarai lomba lukis..
Mereka kadang terlalu egois akibat ambisi mereka sehingga tidak menyadari apa yang diinginkan oleh anak mereka. Mereka terus-terusan menjejali anak mereka dengan teori-teori yang kadang memberatkan anak mereka. Mereka dengan egoisnya memerintahkan anak mereka untuk terus belajar dan melupakan bermain. Menjejali anak mereka dengan les privat yang padat. Sehingga anak mereka seperti terkurung dalam rumah dan tidak diijinkan untuk menikmati keindahan luar rumah.
Disini saya mencoba untuk memvisualkan masalah tersebut. Masalah dari seorang anak yang harus menuruti keegoisan orangtua mereka dan melakukan hal yang sebenarnya bukanlah keinginan hatinya. Mereka harus meninggalkan kesenangan mereka bermain yang kugambarkan dengan krayon-krayon dan buku gambar dibelakang mereka. Dan segala tetek bengek tentang teori yang dimasukkan ke otaknya, otak kiri yang selalu dimasukkan ilmu dan mengabaikan pasokan untuk otak kanan. Mereka keberatan namun apa daya? Mereka tidak bisa melawan kehendak dari orang tua mereka.
Namun, sebenarnya mereka selalu ingin tetap bermain, melakukan kebebasan berekspresi. Itu digambarkan dengan si anak yang tetap memegangi boneka walaupun kepalanya terus-terusan disuntikkan teori dan kacamata yang juga akan selalu ia pegang.
Boneka disini saya gambarkan untuk mewakili permainan atau kesenangan sedangkan kacamata sendiri mewakili sebuah keseriusan dan ketaatan agar ia terus belajar dan belajar.
Sebuah realita yang sadar atau tidak ada di sekitar kita.
Saya berteriak melalui karya saya ini memprotes pada mereka yang menyebabkan anak usia dini yang sudah mengenakan kacamata untuk alat bantu mereka malihat!! Miris sekali!! Masa indah mereka akan hilang karena julukan kutu buku atau mata empat akan mereka dapat sedari mereka usia dini karena asesoris tersebut!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar