Jumat, 11 November 2011

Impresionisme


(Klik pada gambar untuk memperbesar)

Water Lilies


Gerakan Impresionis bergerak dari gerakan Realisme, yang meneruskan tradisi melukis berdasarkan pengamatan objek dalam kenyataan sehari-hari. Namun, tidak seperti seni lukis Realisme, seni lukis Impresionisme menggunakan warna yang terang. Pelukis Impresionis merekam kesan pengamatannya melalui goresan kuas yang tampak spontan dan kasar (sketchy), sehingga sering kali objek tampak kabur, tidak terfokus.

Istilah “Impresionisme” muncul ketika kelompok pelukis tersebut menyelenggarakan pamerannya yang pertama pada tahun 1874. Istilah tersebut sebenarnya merupakan komentar bernada sinis oleh para kritikus pada waktu itu, karena karya mereka tampak seperti sketsa atau terkesan belum jadi.

Kelompok Impresionis merupakan kelompok pelukis yang pertama kali konsisten dalam melukis di luar ruang. Metode melukis ini disebut dengan istilah plein air (open air). Dalam bentuknya yang murni, Impresionisme bermaksud menangkap kesan waktu yang singkat, merekam sensasi visual seperti apa yang tertangkap oleh mata. Impresionisme secara umum dapat dianggap sebagai gaya seni lukis pemandangan alam, namun beberapa pelukis Impresionis menyukai objek manusia.

Beberapa seniman Impresionis adalah..

Claude Monet tokoh utama gerakan Impresionisme. Ia adalah pelukis Impresionis murni, yang mendasarkan karyanya pada sensasi visual sesaat. Monet pada dasarnya adalah pelukis pemandangan alam.
Lukisannya yang berjudul Impression-Sunrise (1874) mungkin menjadi asal-usul nama Impresionisme.

Impression Sunrise


Monet berusaha menggambarkan cahaya itu sendiri, bukan hanya kesan cahaya. Sehingga ia selalu bereksperimen dalam menggunakan warna. Sampai akhirnya ia menemukan tehnik yang dinamakan broken-color dalam ia menggambarkan cahaya.


Pierre-Auguste Renoir lebih tertarik pada objek figur manusia, terutama wanita telanjang dari pada pemadangan alam. Keterlibatan Renoir dalam gerakan Impresionisme tidak selama seperti Monet. Pada tahun 1880-an ia meninggalkan Impresionisme, memilih kembali menggambarkan figur secara lebih solid. Warna dan goresannya mirip dengan Monet. Hanya saja ia lebih suka menggambarkan objek orang biasa, pada umumnya orang-orang dari kelas menengah yang sedang bersenang-senang menikmati aktivitas di waktu luang seperti pada lukisannya Luncheon on the Boating Party (1881).

Luncheon on the Boating Party



Edgar Degas sangat berbeda dengan pelukis-pelukis Impresionis lainnya. Ia cenderung menggunakan warna-warna yang agak gelap seperti warna-warna yang digunakan Manet, tidak seperti pelukis lainnya yang menggunakan warna-warna cerah atau cemerlang.

Degas masih setia terhadap tradisi seni lukis klasik dan menunjukkan kemahiran dalam tehnik menggambar sebagai unsur utama karyanya. Ia bahkan juga memberikan kontur pada figur-figurnya.

Namun seperti pelukis Impresionis lainnya, Degas mendasarkan tema karyanya pada pengamatan terhadap peristiwa kehidupan sehari-hari. Lukisan Degas menunjukkan pengaruh seni cetak jepang, yaitu pada sudut pandang yang sedikit ditarik ke atas. Ia menggunakan komposisi snapshot seperti pada fotografi. Lukisannya misalnya The Absynthe Drinker (1876).

Absinthe Drinker


Selain melukis, ia juga sangat mahir dalam lukisan pastel dan juga membuat patung. Objek kesukaannya adalah penari balet.


Berthe Morisot adalah salah satu pelukis wanita yang tergabung dalam gerakan Impresionisme. Ia terlibat sejak awal berdirinya gerakan tersebut. Karyanya terpengaruh dari lukisan Manet. Salah satu contoh karyanya adalah The Artist’s Daughter with a Parakeet (1890).

The Artist's Daughter with a Parakeet



Mary Cassat adalah pelukis wanita yang bersahabat dekat dengan Degas. Bahkan digosipkan mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dan lebih dari sekedar teman.

Ia terpengaruh lukisan-lukisan Degas dan mendalami seni cetak Jepang. Dengan pengambilan sudut pandang gambar yang agak dinaikkan. Penggambaran objek yang disederhanakan dan Warna yang digunakan cenderung datar.

Lukisan-lukisannya lebih banyak bercerita tentang kasih sayang seorang ibu dan figur-figur wanita. Contoh lukisannya adalah The Coiffure (1891).

The Coiffure



James Abbod McNeil Whistler lebih suka menggunakan warna keabu-abuan atau kecoklat-coklatan dengan sentuhan warna emas atau merah pada lukisannya. Ia menarik analogi antara kualitas abstrak seni lukis dengan musik, sehingga ia memberi judul karyanya dengan kata-kata “nokturno, simponi, dan aransemen”. Salah satu diantaranya adalah Arrangment in Black and Grey, No. 1 (The Artist’s Mother) (1872).

Selain melukiskan sesuatu objek, bagi Whistler lukisan adalah aransemen bidang, warna, dan gelap-terang dalam suatu komposisi.

Arragment in Black and Grey No. 1 (The Artist's Mother)


Sekian dulu post kali ini, smeoga bermanfaat. Kalo ada kurang atau salah mohon tambahan dan pembenarannya.. Makasih.. :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar